Siang Itu Aku Siap Menjalani Oprasi Kakiku Yang Katanya Terjadi Kesalahan Dengan URAT kaki ku , yg sering mnyebabkan rasa sakit yg amat sakit ketika ku menginjak sesuatu ataupun kaki dalam posisi jingkek, sudah puas ku berpamitan dengannya. Bahkan perasaan yg ku punya pun tlah ku katakan. Entah kenpa hati hanya merasa bahwa waktuku tak lama lagi. Smsn pun ku hentikan. Ku simpan hpku di tas, ku berjalan dan masuk ruang oprasi , ku lepas sandal dan ku berbaring di atas meja oprasi. Sunyi,, hanya terdengar suara suster yg menyiapkan alat oprasi berupa gunting,jarum,dan lainnya. Apa aku siap? Aku masih trauma dengan oprasi terakhir yg ku jalani. Dimana obat bius yg d berikan dokter tak bekerja optimal d badanku sehingga rasa sakit saat oprasi benar2 ku rasakan. Aku takut itu terulang. Hanya bismillah , berdoa dan berserah agar allah tetap melindungiku. Mamah dan adik perempuanku melihat cemas, walau begitu mereka tetap meyakinkan aku semua akan berakhir lancar. Suster dan dokter mulai menyuntikan suntikan pertamanya , obat bius pertama mereka suntikan di tangan kanan ku, badanku mulai terasa lemas, pandangan mulai kabur, suntikan kedua mereka suntikan kembali di kaki kananku, begitu yg ke3 mereka juga suntikan di kaki kananku , hingga aku tak tau apa yg selanjutnya terjadi. Mungkin dokter mulai mencabik daging di kaki kanan ku, mrobek dan mengutak atik jaringan syaraf di kakiku. Layaknya oprasi pertamaku 1tahun lalu. Tanpa terdukga allah tlah merencanakan sesuatu lagi untuku. Ternyata tak lama aku keracunan obat bius. Dan itu ketahuan setelah oprasi berjalan lancar dan selesai. Ketika overdosis lidocaine terjadi pada taraf yang parah, komplikasi seperti serangan jantung bisa saja terjadi. Kondisi ini akan memerlukan cardiopulmonary bypass. Dan disana aku mengalami koma. Hanya adik dan mama ya mnemaniku saat koma berlangsung. Di hari pertama koma teman , keluarga semua merasa panik. Itu yg di ucapkan adiku, semua tak berhenti menanyakan kabar. Sana aku terbaring kaku dengan 6selang di rongga tulang rusuk bagian kiri. 1 impusan, 1 antibiotik, 1 selang Intubasi, 1selang oksigen dan 2selang untuk metabolismeku. Sapa yg tak teriris, tubuh mungil di penuhi selang di tubuhnya. Sehinga saat hari kedua aku tertidur pulas di ICU , darah dan trombosit berkurang bgitu saja. Sehingga diperlukan trnsfusi darah secepatnya. Itu juga kedua x nya aku di transusi menggunakan darah org yg buan keluargaku sendiri. Hanya menurut cerita adiku, dia selalu melihat sosok aku yg muncul di hadapannya, dan juga di mimpinya. Menggunakan baju putih berlengkap jilbab yg tertutup rapat seperti halnya orang yang mau berhhaji. Adik dan temanku yg tau hal itu panik . Entah apa yg mereka fikir? Aku, akan pergi? Jika memang saatnya aku pergi saat itu, pastinya aku bahagia memiliki kalian yg begitu menyayangiku. Aku amat sangaaattt menyayangi kalian hingga saat ku pergi kalian di sampingku dan mendoakanku itu pun bahagia untuku. Hari ke3 aku terbaring jam tepat 08:30 PM. Adiku bermimpi tentangku lagi yg berpamitan pergi. Dia menangis, karena posisinyya sedang berada di rumah, dia langsung menelpon mama. Pukul 09:00 PM mama bilang EKG (elektro kardio graph) telah Flat, Pertanda jantungku tlah berhenti berdetak. Adiku Bergegas pergi. Menuju rumahsakit lagi, Rasa Cemas mereka Adalah Deritaku. Aku Ta ingin terulang melihat mereka menangis karenaku. Kunfayyakun, AllAh Berkehendak Lagi. Masih memberi ksempatan aku membahagiakan mereka yg menyayangiku. Dokter memasang alat seperti 2 strika (fibrilator) dengan listrik berkekuatan 170Volt . Dia Oleskan Jel Ke Dadaku, "200Joule All Clear?" Dokter mulai mendaratkan setruman pertama di dadaku. "360Joule All Clear?" Dokter Kenbali Mendaratkan Setruman kedua di dadaku. Tleeetttt, EKG Kembali Zig Zag .. Mama Dan Adik Perempuanku Kembali Bernafas Lega.Jantungku Kembali Berdetak. Aku Masih Hidup. Terimakasih ya Allah . Kau masih ijinkan aku ada , hidup dan kembali di tengah org2 yg menyangiku. Orang2 yg ku sayangi. Percaya Atau Tidak ? Aku percaya dengan Kebesaran Allah . 5jam tanpa Detak jantung Kembali Hidup :)
.
.
# NurlyTitaliaMaharani